Sadimin Raih IPK Tertinggi STMIK Pringsewu

Sadimin Raih IPK Tertinggi STMIK Pringsewu
Oleh : Pringsewu | 30-Sep-2009, 20:00:58 WIB

KabarIndonesia - Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Pringsewu, Rabu (30/9) mewisuda 160 mahasiswanya, masing-masing 40 mahasiswa Program D1 Manajemen Informatika dan Akutansi, 49 dari D3 Manajemen Informasi (MI) dan sisanya 71 mahasiswa dari jurusan Sistem Informasi.

Tri Susilowati dari SI Sistem Informasi mendapat predikat terbaik (Cumlaud) dengan indek prestasi tertinggi yakni 3.63, lulus dengan pujian, disusul Lilin Mawarti dengan IPK 3,46 dan Odi Saputra sebagai terbaik ketiga dengan IPK 3,57.

Sedangkan dari jurusan Manajemen Informatika dan Akutansi, Eli Ayus Dianti mendapat predikat terbaik dengan  IPK tertinggi yakni 3.67, lalu Nurmawati dengan IPK 3,65 dan Parizal Ali sebagai terbaik ketiga dengan IPK 3,57.

Sementara itu rekor terbaik pada jurusan Manajemen Informatika masing-masing dipegang oleh Sadimin dengan IPK 3,76, Tri Sutrisno dengan IPK 3,68 dan Oktafianto dengan IPK 3,60.

Ketua Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat (LPPM) STMIK Pringsewu, Andreas Andoyo, S.Sos mengatakan, wisuda kalin ini merupakan tahun ke-10 bagi STMIK Pringsewu meluluskan mahasiswanya.

“Ini wisuda yang ke-10 bagi STMIK Pringsewu, mudahan-mudahan dengan bekal yang didapat dari STMIK dapat menjadi modal alumni agar siap menghadapi persaingan kerja,” harapnya.

Sementara itu, Ketua STMIK Pringsewu, Rita Irviani, SE mengatakan, para wisudawan merupakan generasi penerus bangsa dan calon pemimpin negara, untuk itu kepada para wisudawan dihimbau untuk terus maju, senantiasa menjaga nama baik diri dan bangsa dengan menyongsong masa depan yang baik.

“Para wisudawan diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu dengan cara yang mudah diterima dan dimengerti oleh masyarakat,” ujar Rita.

Ia juga mengingatkan para wisudawan akan tingginya persaingan dunia kerja saat ini, menurutnya dibutuhkan kerja keras dan semangat juang untuk tidak mudah menyerah untuk dapat bersaing dengan kerasnya persaingan kerja dan usaha.
Selain itu, lanjtunya, penting sekali untuk memupuk jiwa kemandirian agar tidak selalu menggantungkan nasib menjadi karyawan.

“Saat ini Bangsa Indonesia telah menunggu karya-karya terbaik generasi bangsa untuk bangkit menjadi negara yang besar,” ujarnya. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berbekal DNA, Ilmuwan Susupkan Malware untuk Serang Komputer

Sebanyak 333 Mahasiswa STMIK & STIT Pringsewu Adakan KKN

Canggih, Beli Ayam Goreng di Restoran Ini Pakai Sensor Muka